Selasa, 26 April 2011

Mookervaart sahabat setia Daan Mogot

COBA Anda amati ada apa di Jalan Daan Mogot? Ya, Jalan Daan Mogot memiliki ‘sahabat’ yang selalu mendampingnya yaitu Kali “Mookervaat”. Kali ini merupakan saluran air buatan yang menghubungkan Kali Cisadane hingga Kali Angke. Saluran air ini selalu setia menemani Jalan Daan Mogot, namun setelah di daerah Pesing, Jalan Daan Mogot dengan Kali Mookervaat akan berpisah.



Mookervaart merupakan sungai buatan yang dibangun tahun 1681, berupa sebuah kanal yang menghubungkan sungai Tji Sadane (Cisadane) dan Tji Angke (Kali Angke). Saat ini sungai tersebut merupakan bagian dari aliran Sungai Angke Pesanggrahan.

Sejak dibangun hingga tahun 2002, sumber air sungai Mookervaart sebagian besar dari Cisadane. Namun, sejak bencana banjir hebat melanda Jakarta bulan Februari 2002 lalu, sumber air sungai ini praktis hanya dari danau (Situ) Cipondoh dan sejumlah saluran pembuangan dari kampung-kampung sekitar sungai.

Namun kehadiran sang sahabat Jalan Daan Mogot ini juga memiliki dampak yang negatif. Setiap hujan, saluran air ini meluap hingga menggenangi Jalan Daan Mogot. Jalan ini pun tidak dapat dilalui lagi.

Warga di kawasan banjir kelurahan Semanan, Duri Kosambi, Rawa Buaya dan Cengkareng, di musim hujan kini tidak perlu terlalu khawatir, karena kali Mookervaart yang kerap menjadi sumber banjir sudah dikeruk oleh Pemprov DKI bersama Pemkot Jakarta Barat.

Pengerukan hanya dilakukan sekitar 600 meter dari sungai yang panjangnya 7,5 kilometer ini, berawal dari jembatan Rawa Buaya hingga Cengkareng Drain. Pengerukan dengan kedalaman 8 meter ini menghabiskan biaya Rp900 juta.

Kali Mookervaart ini sebenarnya telah lama mengalami pendangkalan. Selain sampah–sampah dari pemukiman di sepanjang sungai, juga dipenuhi lumpur dan limbah industri. Jika hujan air sungai Cisadane dilepas ke kali Mookervaart, banjir menjadi tidak terhindarkan lagi. Air tidak bisa langsung mengalir ke Cengkareng Drain, tapi tumpah ke permukiman warga dan Jalan Daan Mogot.

Kali Mookervaart terkenal sebagai salah satu kali paling tercemar di Jakarta. Airnya hitam pekat sehingga pernah suatu hari seorang pencopet yang menceburkan diri ke kali karena dikejar massa tidak bisa muncul lagi. Tersangka tewas tenggelam, dan diduga ini karena air kali begitu pekatnya.

Sekarang, kanan dan kiri bantaran kali sudah diturap dengan bambu, selanjutnya akan ditanami pohon atau dibangun tempat duduk. Rumah-rumah reyot yang terdiri di sisi kali sudah ditertibkan. Sekarang tinggal meningkatkan pengawasan terhadap industri dan rumah tangga agar tidak membuang limbahnya atau sampah ke kali.

Proyek Taman Kali Mookervaart menelan biaya cukup besar. Waktu penyelesaiannya saja sekitar empat tahun. Anggaran Taman Kali Mookervaart diperkirakan sekitar Rp10 miliar.


*Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar