Mesjidil Harom |
Puasa itu ada dua macam, puasa fardhu dan puasa tathawwu' atau
puasa sunnah. Puasa fardhu ada tiga macam, yaitu puasa Ramadhan, puasa Kaffarah
dan puasa Nadzar.
Puasa Ramadhan adalah salah satu kewajiban yang di bebankan
oleh Allah SWT kepada kita. Ia merupakan rukun Islam yang keempat. Kewajiban
tersebut ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, "Wahai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kalian puasa Ramadhan sebagaimana diwajibkannya puasa
itu kepada umat-umat yang terdahulu sebelum kalian, agar kalian bertaqwa."
(Al-Baqarah: 183).
Arti Puasa
Puasa secara bahasa (Etimologi) berarti al-imsaak (menahan).
Maksudnya menahan dari apa saja. Menahan dari bicara berarti puasa bicara,
menahan dari tidur berarti puasa tidur, menahan dari makan dan minum berarti
puasa makan dan minum, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT di
bawah ini:
"Inni Nadzartu lirrahmaani Shauma" (sesungguhnya aku bernadzar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk berpuasa). (Maryam: 26). Puasa di sini maksudnya menahan diri dari berbicara.
"Inni Nadzartu lirrahmaani Shauma" (sesungguhnya aku bernadzar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk berpuasa). (Maryam: 26). Puasa di sini maksudnya menahan diri dari berbicara.
Sedang menurut istilah ulama fiqh (terminologi), puasa berarti
menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa disertai niat pada malam harinya,
sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari..
Keutamaan Puasa
1. Puasa itu untuk Allah (sebagai penghargaan dari-Nya), bukan
untuk manusia. Artinya Allah-lah yang langsung membalasnya.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, Allah Azza wa Jalla berfirman
(dalam hadis Qudsi-Nya), "Semua amalan manusia adalah untuk dirinya, kecuali
puasa, maka itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya ganjaran Puasa itu
merupakan benteng, maka ketika datang saat berpuasa, janganlah seorang berkata
keji atau berteriak-teriak atau mencai-maki. Seandainya dia dicaci oleh
seseorang atau diajak berkelahi, hendaknya dia menjawab, 'saya ini berpuasa' dua
kali. Demi Allah yang jiwa raga Muhammad berada pada 'tangan'-Nya, bau mulut
orang yang berpuasa itu lebih harum daripada bau minyak kesturi. Dan orang yang
berpuasa itu akan mendapat dua kegembiraan yang menyenangkan hati, yaitu di saat
berbuka, ia akan bergembira dengan berbuka itu dan di saat ia menemui Tuhannya
nanti, ia akan bergembira dengan puasanya." (HR Muslim, Nasa'i dan
Ahmad).
Dalam riwayat yang lain disebutkan, "Puasa itu merupakan
benteng. Maka jika salah seorang di antara kalian berpuasa, janganlah ia berkata
keji dan mencaki-maki. Seandainya ada orang yang mengajaknya berkelahi atau
mencaci-makinya, hendaklah ia berkata, 'saya ini berpuasa' dua kali. Demi Allah
yang jiwa raga Muhammad berada pada tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa
itu lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kesturi. Ia meninggalkan makan dan
minum dan nafsu syahwatnya karena Aku. Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan
memberinya pahala. Sedang setiap kebajikan itu akan mendapat pahala sepuluh kali
lipat." (HR Bukhari dan Abu Daud)
2. Apabila puasa itu dilaksanakan dengan baik dan benar, ia
akan bisa memberikan syafa'at kepada orang yang melakukannya.
"Puasa dan Alquran itu akan memberi syafaat bagi hamba pada
hari kiamat. Puasa berkata, 'Ya Tuhan, Engkau larang ia makan dan memuaskan
syahwatnya di waktu siang dan sekarang ia meminta syafaat kepadaku karena itu'.
Lalu Alquran pun berkata, 'Engkau larang ia tidur di waktu malam, sekarang ia
meminta syafaat kepadaku mengenai itu.' Akhirnya, syafaat kedua mereka pun di
terima oleh Allah SWT." (HR Ahmad dengan sanad yang sahih).
3. Puasa akan dapat memasukkan orang yang melakukannya ke sorga
dan menjauhkannya dari neraka.
Dari Abu Umamah berkata, saya datang kepada Rasulullah saw lalu
saya berkata kepadanya, "Perintahlah aku dengan semacam amal yang akan dapat
memasukkanku ke sorga", maka Nabi saw bersabda: "Hendaklah kamu berpuasa, karena
puasa itu tidak ada tandingannya". Lalu aku datangi Nabi untuk kali keduanya,
maka Nabi saw bersabda: "Hendaklah kamu berpuasa." (HR Ahmad, Nasa'i dan
Hakim seraya menshahihkannya).
Dari Abu Sa'id al-Khudri ra, Nabi saw bersabda, "Tidaklah
seorang hamba itu berpuasa satu hari karena Allah kecuali Allah mesti menjauhkan
dirinya dari neraka sebab puasa itu selama tujuh puluh tahun." (HR
al-Jama'ah [sekelompok ulama hadis] kecuali Abu Daud).
Dari Sahl bin Sa'd, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya sorga
itu mempunyai sebuah pintu yang disebut 'ar-Rayyan' (artinya basah yang
melimpah). Pada hari Kiamat akan dipanggil-panggil: "Hai, mana orang-orang yang
berpuasa?" Lalu bila orang yang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu itu
pun ditutupkanlah." (HR Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Bulan Ramadhan
1. Pintu-pintu sorga (jalan-jalan menuju kebaikan) dibuka,
pintu-pintu neraka (jalan-jalan menuju amal jelek) ditutup dan syetan-syetan
(provokator amal kejahatan) dibelenggu Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda -yakni ketika datang
bulan Ramadhan-, "Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah,
Allah telah mewajibkan kamu berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu sorga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat
malam yang nilainya lebih berharga daripada seribu bulan. Maka, barangsiapa
tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sungguh ia tidak akan mendapatkan
kebaikan itu selama-lamanya." (HR Ahmad, Nasa'i dan Baihaqi).
2. Orang yang melakukan kebaikan di bulan itu diperintah
berbahagia dan orang yang melakukan kejahatan di bulan itu diperintah
berhenti.
"...dan seorang malaikat akan berseru, 'Wahai pencari
kebaikan, bergembiralah. Wahai pecinta kejahatan, berhentilah." (HR Ahmad
dan Nasa'i dengan sanad yang baik).
3. Puasa Ramadhan yang kita lakukan ini menjadi pelebur atas
dosa -dosa yang telah kita lakukan dari satu Ramadhan ke Ramadhan yang lain.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, "Salat yang lima
waktu, Salat Jum'at yang satu ke salat Jum'at yang lain itu menghapuskan
kesalahan-kesalahan yang terdapat di antara masing-masing selama dosa besar itu
dijauhi." (HR Muslim).
4. Apabila puasa Ramadhan itu dilakukan dengan ikhlas, maka
diampunilah semua dosa-dosanya yang telah lampau.
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, "Siapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan ridha Allah
SWT, maka akan diampunilah dosa-dosanya yang terdahulu." (HR Ah Ahmad, dan
Ashabus Sunan).
Referensi:
1. Fiqhus Sunnah, Sayyid sabiq
2. Tamamul Minnah, Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani
1. Fiqhus Sunnah, Sayyid sabiq
2. Tamamul Minnah, Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar