Allah menjadikan Thalut sebagai pemuda yang sangat tampan dan ilmu
Hidayatullah.com – Setelah Nabi Musa Alaihissalam (As) wafat,
kaum Bani Israil (Ya’qub) kembali tertindas oleh kaum Amaliqah. Kaum ini
memiliki tubuh sangat besar, kuat, dan kejam. Mereka seperti raksasa.
Mereka berdomisili di daerah dekat Baitul Maqdis. Para ulama berpendapat
daerah itu adalah Palestina.
Kaum Amaliqah memiliki seorang pemimpin. Namanya Jalut (orang-orang
kafir menyebutnya Golied). Tingginya, menurut banyak kisah, 1 mil. Ia
berasal dari dinasti Bukhtanashar.
Kaum Bani Israil amat tertindas dengan hadirnya kaum Amaliqah.
Sejumlah 400 pembesar Bani Israil ditahan oleh mereka. Rakyat Bani
Israil ditarik upeti yang mencekik di negara mereka sendiri.
Tak ada seorang Nabi pun di kaum Bani Israil yang lahir saat itu. Nabi
Yasa’ As –generasi Nabi setelah Musa As– telah lama wafat. Hingga
akhirnya seorang wanita bernama Hubla melahirkan seorang bayi bernama
Syamwil. Syamwil ini diutus Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) sebagai
seorang Nabi yang bertugas
melanjutkan risalah Nabi-nabi sebelumnya.
melanjutkan risalah Nabi-nabi sebelumnya.
Kepada Syamwil-lah kaum Bani Israil mengadukan penindasan kaum
Amaliqah. Mereka meminta Syamwil As menunjuk seorang pemimpin di antara
mereka untuk diangkat menjadi raja yang kelak akan memimpin mereka berperang melawan kaum Amalqah. Syamwil As berkata, ”Jangan-jangan setelah diwajibkan atas kalian berperang, kalian malah meninggalkannya.” Kaum Bani Israil menjawab, ”Bagaimana mungkin kami tidak berpereng
sedangkan kami telah diusir dari rumah kami sendiri dan dari anak-anak
kami?” ”Baiklah,” kata Syamwil As, ”Allah telah memilih Thalut sebagai raja kalian.” Mereka semua tercengang tidak percaya. Soalnya, Thalut bukanlah
keturunan Yahuz bin Yakub, saudara Yusuf, yang telah menganiaya adiknya
itu. Thalut hanya tukang samak dan pengembala.
Padahal, Thalut adalah keturunan Lawa. Sementara Lawa adalah
keturunan Bunyamin putra bungsu Ya’kub. Sejak beberapa generasi, tak ada
dari keturunan Lawa yang menjadi Nabi atau raja. Thalut adalah pemuda yang sangat tampan. Allah Swt telah menambahkan ilmu dan kesempurnaan fisik kepadanya. Kaum Bani Israil lalu meminta bukti bahwa Allah benar-benar telah
memilih Thalut. Syamwil As menjawab, ”Sesungguhnya tanda bahwa Thalut
terpilih sebagai raja adalah datangnya Tabuut. Di dalamnya terdapat
ketenteraman dari Tuhan kalian dan terdapat pula peninggalan dari
keluarga Musa dan Harun.”
Tabut adalah sebuah peti yang terbuat dari kayu Syimsyar dengan
ukuran 3×2 dzira’. Peti itu disepuh emas. Di dalam terdapat sepasang
alas kaki Nabi Musa beserta tongkatnya, sorban Nabi Harun, semangkuk
Manna yang diturunkan Allah Swt semasa Nabi Musa As untuk makanan pagi
kaum Bani Israil, dan buku-buku dari Nabi terdahulu. Tak berapa lama datanglah malaikat membawa Tabuut dan menjatuhkannya tepat di hadapan kaum Bani Israil. Melihat kejaiban itu, mereka serentak mengakui kedaulatan Thalut
sebagai raja dan segera bersiap untuk berperang melawan kaum Amaliqah.
Thalut memilih 70 ribu pemuda sebagai prajuritnya. Di antara mereka terdapat seorang pemuda bernama Daud. Mereka adalah orang-orang pilihan yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Thalut beserta rombongan berangkat dari Bait al Maqdis (Palestina).
Gurun yang kering dan panas membuat mereka sangat kehausan. Mereka
kehabisan bekal. Air yang sangat mereka inginkan tak juga ditemukan. Di tengah perjalanan, Thalut berkata, ”Tak lama lagi Allah Swt akan menguji kalian dengan sebuah sungai. Barang siapa minum dengan berlebihan dari sungai itu maka mereka
bukanlah termasuk golonganku, kecuali mereka yang hanya minum dan makan
sekadarnya, secebok dengan tangan mereka.”
Mulanya para prajurit berjanji untuk tidak tergoda dengan sungai itu.
Mereka hanya akan meminum air sungai itu sedikit saja. Namun, ketika
sungai yang dimaksud Thalut telah tampak di depan mata, panjang dan
lebar, dengan airnya yang bening dan terasa amat sejuk, serentak mereka
lupa dengan janji mereka. Sebagian besar dari mereka menceburkan diri ke dalam sungai, meminum
dengan sepuasnya. Hanya tinggal 313 saja yang tetap teguh pada
pendiriannya. Atas izin Allah Swt, prajurit yang telah melanggar janjinya itu
tiba-tiba menjadi ciut nyalinya untuk berperang. Banyak di antara mereka
yang lemah lunglai dan mengantuk. Mereka berkata, ”Tak mungkin kita
melawan Jalut. Tak ada kekuatan pada kami untuk melawan Jalut dan para
prajuritnya. ” Sementara 313 prajurit yang tadi bisa memegang janjinya tetap
bersikukuh untuk melanjutkan peperangan. Mereka berkata, ”Dengan izin
Allah, banyak golongan kecil akan dapat mengalahkan golongan yang lebih
besar. Karena sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Thalut berangkat dengan sisa-sisa prajuritnya. Barisan pun diatur. Strategi juga diatur dengan sangat piawai oleh Thalut.
Diriwayatkan, jumlah prajurit Jalut kurang lebih 100 ribu orang
dengan persenjataan lengkap. Posisi Jalut sangat menguntungkan. Mereka
juga tak akan kekurangan bekal, karena mereka diserang di daerah kekuasaan mereka sendiri. Namun pasukan Thalut yang tersisa sama sekali tak ciut melihat hal
itu. Mereka sangat yakin dengan pertolongan Allah Swt. Kalau pun harus
mati, mereka pasti akan bertemu dengan Allah Swt. Perang dahsyat pun dimulai. Banyak korban berjatuhan di pihak Jalut.
Bahkan, di luar dugaan, Jalut terbunuh di medan itu. Siapa pahlawan yang
membunuh Jalut?
Dua versi Ulama terpecah dua dalam menyimpulkan siapa yang membunuh Jalut. Yang
pertama, sebelum berangkat, Thalut mengadakan sayembara kepada para
prajuritnya. Barang siapa bisa membunuh Jalut akan dijadikan menantunya dan mendapat separuh dari kerajaannya. Tak seorang pun yang berani maju. Thalut pun berdiskusi dengan Syamwil. Lalu Syamwil berdoa kepada Allah Swt memohon petunjuk.
Kemudian, Syamwil membawa semangkuk minyak dan menyuruh semua
prajurit menggunduli kepalanya. Minyak itu dituangkan ke kepala setiap
prajurit. Begitu dituang, minyak itu meleleh tumpah berjatuhan dari
kepala meraka. Hingga tiba giliran pemuda bernama Daud bin Aisya As. Dia
adalah bungsu dari 13 bersaudara. Di kepala Daud As minyak itu tidak tumpah, tapi malah membentuk
sebuah topi baja untuk berperang. Berkatalah Syamwil As, ”Engkaulah anak
muda yang akan berhasil membunuh Jalut.”
Begitu Daud As bergegas akan pergi ke shaf terdepan, sebuah batu
memanggilnya. ”Bawalah aku Daud. Karena aku adalah batunya Nabi Musa.”
Daud As memungutnya. Setelah akan melanjutkan perjalanan lagi, sebuah batu kecil
memanggilnya lagi, ”Bawalah aku Daud, aku adalah batu yang akan
membantumu membunuh Jalut.” Daud pun kembali memungutnya. Begitulah! Hingga ada 3 buah batu kecil di saku baju Daud dengan sebuah miqla’ (ketepel) di tangannya.
Dalam perang melawan Jalut, Daud menggunakan miqla’nya. Atas izin
Allah Swt, 3 buah batu yang tadi dibawanya tepat menembus mahkota hingga
kepala Jalut. Jalut pun tumbang dan mati. Pendapat kedua, dari ulama-ulama Salaf. Mereka mengatakan, Jalut mati
di medan perang dan tak seorang pun tahu siapa pembunuhnya. Banyak
prajurit yang mengaku-ngaku sebagai pembunuh Jalut karena ingin
mendapatkan hadiah sayembara yang dijanjikan Thalut. ”Sayalah pembunuh Jalut,” kata mereka. Thalut pun bingung dan miminta
bantuan Syamwil As untuk memecahkan masalah ini. Maka, Syamwil As
menggunakan cara seperti yang telah disebutkan di atas. Hanya Allah Swt
yang Maha Tahu riwayat mana yang benar. Yang pasti, si pembunuh Jalut
adalah Daud As. Karena Al-Qur’an telah menceritakan begitu.
Thalut menepati janjinya. Daud As dinikahkan dengan seorang putrinya
dan diberi separuh kerajaanya. Daud As pun hidup dengan tenang selama 40
tahun. Setelah itu Thalut wafat. Sepeninggal Talut, Daud-lah yang menggantikannya
sebagai raja. Daud As diangkat oleh Allah sebagai Nabi dan Rasul dan
diturunkan kepadanya
kitab Zabur.
*/Sahid
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2011/04/23/470/kisah-pemuda-pemberani-dari-raksasa-yang-zalim.html
Do you need Personal Loan?
BalasHapusBusiness Cash Loan?
Unsecured Loan
Fast and Simple Loan?
Quick Application Process?
Approvals within 4 Hours?
No Hidden Fees Loan?
Funding in less than 72hrs
Get unsecured working capital?
Email us: fastloanoffer34@gmail.com
Whats-app us on +918929509036