Kamis, 30 Juni 2011

berita8.com - Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik

berita8.com - Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik

Sebuah penelitan pada tahun 1989-1990 dan 1991-1992 menunjukkan bahwa penduduk asli kota Jakarta yang biasa dipanggil sebagai orang Betawi dapat dibedakan atas macam-macam kelompok.


Mereka cukup berbeda dalam arti latar belakang sosial-ekonomi serta lokasi distribusi sebagai akibat perjalanan sejarah yang berbeda. Untuk istilah yang sering dikenakan pada kelompok ini, kami menggolongkan mereka sebagai Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik .

Perlu dicatat bahwa pembagian ini sermata-mata untuk kepentingan dan kemudahan analisa,kenyataannya adalah adanya kelompok-kelompok Betawi ini perlu disadari dan ditekankan dalam melaksanakan penelitian. Adapun keberadaan kelompok-kelompok Betawi ini sendiri bukanlah hal yang baru. Masalahnya amat sedikit pengamat yang menyadarinya, dan lebih sedikit lagi dari mereka yang mempedulikannya.

Salah satu penyebabnya adalah bahwa para pengamat ini menganggap bahwa kelompok satu adalah tipikal Betawi sedangkan kelompok lainnya bukan Betawi. Orang Betawi yang hidup di daerah kota dipanggil "Betawi Kota", mereka menyebut dirinya sebagai penduduk asli kota Jakarta. Orang Betawi yang ada di pinggiran kota Jakarta dinamakan 'Betawi Ora'.

Dalam sudut pandang saya, orang "Betawi Ora" adalah yang seharusnya "sebagai penduduk asli kota Jakarta karena mereka yang secara ketat dan konsisten menyandang tradisi Betawi, sementara orang Betawi Kota amat dipengaruhi oleh tradisi di luar keBetawian sehingga cara hidup mereka berbeda dari "Betawi Ora".

Sumber-sumber tertulis yang ada mengenai Betawi tidak mempersoalkan kelompok Betawi mana yang mereka bicarakan. Akibatnya kesimpulan-kesimpulan yang ditarik bersifat generalisasi walaupun sebenarnya yang mereka bahas adalah kelompok Betawi tertentu.

Padahal hasil penelitian kami tersebut membuktikan bahwa mengabaikan kenyataan adanya kelompok-kelompok Betawi, telah membawa pada kesimpulan-kesimpulan yang tidak representatif tentang Betawi sebenarnya, yang pada gilirannya membawa pada stereotipe negatif tentang kelompok ini tidaklah mengherankan kalau kesimpulan-kesimpulan yang ditarik ini kurang dapat diterima oleh orang Betawi sendiri karena kebetulan mereka tidak berasal dari kelompok yang diteliti.

Sampai dengan beberapa waktu yang lalu diantara orang Betawi masih amat terbatas persepsi keBetawiannya. Sebagai tradisi Betawi, yang ini juga termasuk tradisi Betawi karena tradisi ini dipakai oleh orang Betawi sebagai ekspresi ragam kehidupan mereka sehari-harinya, tetapi ini adalah pandangan pengamat yang berbeda dari pandangan orang Betawi sendiri seringkali tidak mau mengakui itu sebagai bagian dari tradisi Betawi.

Orang Betawi Tengah misaInya tidak mengakui tradisi orang Betawi Pinggir dan sebaliknya. Sehubungan dengan hal keBetawian maka dirasakan penting untuk melukiskannya secara singkat macam-macam kelompok Betawi yang ada sehingga gambaran tentang ragam keBetawian haruslah jelas.

Dengan demikian kalau orang berkesimpulan tentang orang Betawi maka harus jelas untuk kelompok mana mereka bicara; sehingga kesimpulan mereka relevan hanya untuk kelompok yang ditulisnya. Uraian berikut mengenai Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik mencoba memberi kesempatan kepada pembaca untuk mengerti kelompok-kelompok ini dalam arti keBetawian.

Peta berikut mencoba memberikan lokasi persebaran kelompok-kelompok Betawi di Jakarta dan sekitarnya. Kalaupun di sini kami membuat penggolongan-penggolongan pada orang Betawi bukanlah berarti Betawi dipecah-pecah ataupun di beda-bedakan maupun mengingkari adanya Betawi sebagai satu kesatuan. Penggolongan ini sekedar dimaksudkan untuk memperjelas masalah bila berbicara tentang Betawi sehingga tidak terbawa pada kesimpulan yang tidak representatif.

Adapun penggolongan atas sekelompok orang merupakan hal yang biasa. MisaInya, orang Batak dapat dibedakan atas orang Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing dan sebagainya begitu juga dengan orang Minangkabau yang juga dapat dibedakan atas orang pesisir, orang darat dan sebagainya, orang Jawa seringkali dibedakan oleh para pengamat dalam dunia ilmiah maupun orang awam atas orang Jawa santri, Jawa priyayi dan Jawa abangan.

Hal yang sama terjadi pada suku bangsa lainnya di dunia. Pengelompokkan ini disebabkan karena mereka mempunyai gaya hidup ataupun kebudayaan yang berbeda-beda sehingga pengelompokkan ini akan sangat membantu dalam mengerti suku-bangsa yang bersangkutan.

Betawi Pinggir dan Betawi Udik

Sementara orang Betawi Tengah adalah lebih superior dalam arti latar belakang sosial ekonomi clibandingkan dengan kelompok Betawi lainnya, orang Betawi Pinggir lebih superior dalam arti pendidikan agama. Sejak dulu, orang Betawi Tengah cenderung menyekolahkan anaknya ke sekolah umum sebagai pendidikan formal mereka, maka orang Betawi Pinggir menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren sebagai pendidikan formal mereka, Itu sebabnya orang Betawi menolak bila mereka dianggap tertinggal dalam arti pendidikan bila dibandingkan dengan kelompok lainnya di Indonesia, yang benar adalah mereka mempunyai bentuk pendidikan yang berbeda dengan suku lainnya.

Walaupun orang Betawi Tengah menempuh pendidikan formal di Sekolah Umum, pendidikan agama menurut mereka merupakan bagian yang sangat penting didalam kehidupan mereka. Proses bermasyarakat orang Betawi Tengah ini tidak dapat dipisahkan dari pola kehidupan beragama. Proses sosialisasi ini telah membentuk kehidupan beragama sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Jadi meskipun orang Betawi Pinggir memberi perhatian besar pada pendidikan agama bila dibandingkan dengan Betawi Tengah, pendidikan agama tetap merupakan amatlah penting dalam kehidupan orang Betawi Tengah.

Perbedaan persepsi antara orang non-Betawi dengan persepsi orang Betawi mengenai Betawi disebabkan karena pengetahuan orang non-Betawi adalah gambaran mengenai orang Betawl yang hidup dipinggiran kota Jakarta dan umumnya berasal dari lapisan sosial ekonomi bawah. Amat sedikit tulisan tentang orang Betawi yang ada ditengah-tengah kota Jakarta.

Kalaupun ada maka tulisan ini umumnya tentang orang Betawi dari kelas bawah (Betawi Tengah - orang kampong.red) dan sejauh pengetahuan kami tidak ada tulisan tentang kelas menengah atas ataupun kelas atas Betawi (Betawi Tengah - orang gedong.red).

Tampaknya hal ini disebabkan karena mereka yang tertarik pada keBetawian ataupun menulis tentang orang Betawi tidak menyadari bahwa orang Betawi Tengah, khususnya orang gedong, adalah Ora Betawi (Betawi ora.red), ataupun orang Betawi Tengah tidak menarik untuk ditulis karena gaya hidup mereka oleh orang luar dianggap tidak Betawi; ataupun mereka sendiri yang menyembunyikan keBetawian mereka, saya sendiri berpendapat bahwa mungkin saja mereka kurang menarik untuk ditulis oleh para pengamat Betawi tapi ini sama sekali tidak berarti bahwa mereka tidak mewakili kelompok Betawi.

Kenyataan ini menyebabkan seringkali para penyaji masalah - masalah keBetawian kurang memperhatikan kenyataan akan adanya kelompok-kelompok Betawi yang masing-masing dalam beberapa hal cukup berbeda satu dengan lainnya.

Data kwantitatif berikut memberikan gambaran dalam bentuk angka mengenai perbedaan orang Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik dalam arti latar belakang pekerjaan dan pendidikan mereka.

Tabel ini menunjukkan kontras pendidikan antara Betawi Tengah dengan Betawi Pinggir, terutama pada tingkat universitas. MisaInya 65% responden Betawi Tengah berpendidikan Universitas, dibandingkan dengan betawi pinggir Betawi Tengah lebih pada pendidikan umum sedangkan Betawi Pinggir lebih berorientasi pada pendidikan agama.

Kontras dengan Betawi tengah dengan Betawi Pinggir, desa Buaran ; Tangerang, menunjukkan bahwa 35% dari respondennya tidak pernah sekolah, tidak sekolah umum maupun sekolah agama. 45% tidak pernah menamatkan pendidikan SDnya dan 5% tamat sekolah Lanjutan Pertama.

Penelitian Kurim terhadap orang Betawi Udik menunjukkan bahwa umumnya para responden bekerja sebagai petani, pedagang keliling dan buruh.

Memang tahun dari ketiga penelitian tersebut di atas cukup berbeda di mana justru yang terbaru adalah penelitian antara orang Betawi Tengah tetapi tidak perlu terIalu bersandar pada distribusi persentase. Tabel ini cukup dilihat sebagai gambaran saya banyak Betawi Tengah umumnya pegawai atau wiraswasta menengah atas.

Hampir tidak ada yang menjadi pekerja tradisional. Ini kontras dengan orang Betawi Pinggir dan Betawi Udik. Walaupun kini terjadi pergeseran dan peningkatan dalam bidang pekerjaan pada Betawi Pinggir dan Betawi Udik, kami percaya bahwa perubahan ini tidak merubah banyak kesimpulan yang kami sajikan di atas.

Uraian lengkap pada Yasmine Shahab (1993) dan Yasmine Shahab (1995). Untuk kepentingan analisa orang. Peta ini kami susun atas bantuan dari Irwan Syafi’i yang aktif dalam BAMUS BETAWI Dan Lembaga Kebudayaan Betawi.

Tingkat kawin antar suku-bangsa di Betawi Tengah cukup tinggi seperti tampak dari hasil penelitian kami pada tahun 1989 dimana tingkat perkawinanantar suku-bangsa diantara generasi orangtua responden sebesar 30.8%, menjadi 73% pada generasi responden. Tingkat yang tinggi ini bukan hanya pada orang Betawi Tengah, tapi juga untuk orang Betawi lainnya.

Penelitian di Condet, daerah dominan Betawi di pinggiran Jakarta, menunjukkan 52% penduduknya kawin dengan orang satu desa dan 46% kawin dengan orang Betawi dari desa lain (Shahab, 1982. 37). Penelitian oeh Wornaen diantara 591 pelajar di Jakarta menunjukkan 24% dari mereka berasal dari orangluarantar etnik. Penelitian yang dilakukan di delapan propinsi di Indonesia menunjukkan kawin antar sukubangsa masing-masing berkisar antara 2-3% (Warnaen, 1978,,140).

Pengalaman kami mengadakan penelitian diantara elite Betawi menunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan tinggi, khususnya yang mengirim anaknya belajar ke luar negeri didominir oleh Betawi Tengah. Walaupun demikian perkembangan yang ada dalam dekade terakhir membawa pada argumentasi dalam waktu yang cukup singkat dimasa mendatang kelompok elite Betawi dalam arti pendidikan umum ini akan diwarnai oleh ketiga kelompok Betawi, Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik.

Perbandingan yang luas dan mendalam mengenai ketiga kelompok Betawi ini dapat dibaca dalam tulisan Shahab.Y (1993).

Dok Situs Bamus Betawi (Babe Online) Tahun 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar